Notification

×

Iklan

Iklan

Peran Para Tokoh Perjuangan Pada Masa 1948 - 1965

17 November 2015 | 23:19 WIB Last Updated 2019-12-05T19:51:39Z
Tokoh perjuangan - Sebelum menjadi negara yang merdeka seperti sekarang ini, Indonesia telah berjuang untuk menegakkan keamanan, perdamaian dan menjaga keutuhan wilayah bangsa Indonesia. Banyak orang yang gugur untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ternyata perjuangan mereka tidak sampai disitu saja karena setelah Indonesia merdeka, mereka masih harus berjuang mengatasi ancaman dari luar dan melawan ancaman dari dalam. Inilah beberapa nama tokoh yang berperan dalam perjuangan bangsa pada masa 1948 – 1965.

1. Jenderal Gatot Soebroto

Jenderal Gatot SoebrotoJenderal Gatot Soebroto merupakan tokoh yang lahir di Banyumas Jawa Tengah, 10 Oktober 1907 dan Beliau meninggal di Jakarta, 11 Juni 1962. Semasa hidupnya, Gatot Seobroto mempunyai peranan besar bagi bangsa Indonesia. Di tahun 1923, Gatot Seobroto yang awalnya hanya pegawai masuk sekolah militer KNIL Magelang. Kemudian, saat Jepang menduduki Indonesia Gatot Soebroto mengikuti pendidikan PETA di Bogor. 

Setelah kemerdekaan, Gatot Soebroto memilih masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pekerjaannya pun berlanjut sampai dipercaya menjadi Panglima Divisi II, Panglima Coprs Polisi Militer hingga menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya. 

Namanya dikenal sebagai penggagas akan perlunya sebuah Akademi Militer gabungan seperti AD,AU, dan AL guna untuk membina para perwira muda. Kemudian, gagasan tersebut diwujudkan dengan dibentuknya Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau AKABRI di tahun 1965.

2. Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution

 Jenderal Besar TNI Abdul Haris NasutionAbdul Haris Nasution merupakan tokoh yang lahir di Kotanopan, Sumatera Utara pada 3 Desember 1918 dan meninggal di Jakarta, 6 September 2000 saat umur 81 tahun. Ketika Belanda membuka sekolah perwira cadangan Indonesia pada tahun 1940, Abdul Haris Nasution ikut masuk dan mendaftar di sana. Kemudian, Nasution diangkat sebagai pembantu Letnan di Surabaya. 

Di tahun 1942, beliau mengalami pertamanya di Surabaya melawan Jepang. Setelah berhasil mengalahkan Jepang dalam Perang Dunia II bersama dengan eks-PETA, Nasution mendirikan Badan Keamanan Rakyat.

Pada tahun 1946, Nasution dilatik oleh Presiden Soekarno sebagai Panglima Divisi Siliwangi. Sebagai seorang tokoh militer Nasution dikenal dengan ahli perang Gerilya dan dikenal sebagai penggagas dwifungsi ABRI. Semua gagasan perang Gerilya Nasution, dituangkan ke dalam buku yang berjudul Fundamentals of Guerilla Warfare.

3. Letkol Slamet Riyadi

Letkol Slamet Riyadi
Slamet Riyadi merupakan tokoh yang lahir di Surakarta pada 26 Juli 1927 dan meninggal di Ambon pada 4 November 1950 saat berumur 23 tahun. Setelah diangkat sebagai Komandan Batalyon Resimen I Devisi X.

Selamet Riyadi berhasil menggalang para pemuda, menghimpun kekuatan perjuangan dari pemuda-pemuda terlatih eks-Peta/Heiho/Kaigun dan merekrutnya dalam kekuatan Batalyon yang dipersiapkan bermaksud untuk mempelopori perebutan sebuah kekuasaan politik serta militer di kota Solo dari tangan Jepang. 

Kemudian, Slamet Riyadi diangkat menjadi Komandan Batalyon XIV dan pasukannya sangat aktif melakukan serangan Gerilya terhadap kedudukan militer Belanda.

Ketiga tokoh tersebut mempunyai peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia, mulai dari perjuangan hingga pemikirannya. Itulah yang membuat nama ketiga tokoh tersebut sebagai nama jalan di kota-kota besar di Indonesia. Semoga bermanfaat.

×
Berita Terbaru Update